Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK BLOG SAYA

Jumat, 16 Desember 2011

Mengoreksi Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara

    Sejarah baru itu terkuak dari perairan Cirebon. Jejak-jejaknya ditemukan pada sekumpulan harta karun di kedalaman 50 meter lebih dari permukaan laut. Benda berharga itu mengisi perut kapal perdagangan yang tenggelam ribuan tahun silam di 60 mil utara Cirebon. Ribuan artefak berupa keramik, emas, perak, dan rubi itu telah diangkat PT Paradigma Putera Sejahtera (PPS) dan akan dilelang awal Mei.
Peninggalan sejarah dari dasar laut itu menyimpan misteri besar. Dari sekumpulan benda berharga itu, ditemukan bukti otentik yang bakal mengubah informasi sejarah penyebaran Islam ke seluruh dunia. Kurt Tauchmann, profesor emeritus di Departemen Antropologi Universitas Cologne, Jerman, mengaku telah melihat langsung bukti sejarah itu.
Tauchmann menemukan cetakan untuk reproduksi teks kitab suci Al-Quran SURA XII-16 di dalam naskah Naskhi (Uthman). Reproduksi teks itu kelihatannya menggunakan debu emas sebagai bahan untuk mencetak tulisan. Hasil cetakan lalu dipakai sebagai jimat. Ada pula sejumlah tasbih dengan aneka ragam manik-manik, yang juga bertuliskan teks Arab seperti yang tertulis di cetakan.
“Itu semua menghadirkan bukti sejarah Islam yang paling awal di dalam wilayah Indonesia,” ungkap Tauchmann, saat proses pengangkatan BMKT (benda muatan kapal tenggelam) di perairan Cirebon. Lebih jauh, muatan kapal yang tenggelam di abad ke-10 itu membuka berbagai kemungkinan rekonstruksi ilmiah tentang perubahan bentuk sosial dan ekonomi sepanjang milenium pertama. Bukti sejarah itu, menurut Tauchmann, mengindikasikan kehadiran orang Iran dan keturunan Arab yang asli.
Demikian juga hadirnya komunitas beragama Buddha dapat dikenali dari pelat kecil yang terukir teks empat baris pada masing-masing sisi di dalam scripture Pali dan kerang-kerangan diukir untuk membawa air kudus dalam upacara agama Buddha. Ada pula beberapa objek religius agama Hindu, yang merupakan gambaran simbolis pemujaan Dewa Siwa.
Horst Hubertus Liebner, arkeolog asal Jerman yang ikut meriset temuan laut Cirebon, sepakat dengan Tauchmann bahwa BMKT yang diangkat PT PPS itu merupakan temuan terbesar sepanjang sejarah. Horst menilai, benda-benda yang ditemukan di kapal itu bakal mengungkap sejarah baru, terutama dalam penyebaran Islam di dunia.
Kapal Cirebon diperkirakan karam pada tahun 960-990. “Kapal yang memuat orang dari semua agama itu berteknologi dowel-and-lashed- lug yang menjadi ciri kapal Nusantara,” ungkapnya. Bukti adanya kaca di perut kapal bisa dihubungkan dengan adanya pedagang Arab dan Persia, yang saat itu tidak lagi berdagang langsung ke Cina. “Mereka bermarkas di sekitar Sriwijaya. Sebab, menurut catatan orang-orang Cina, pada saat itu di sekitar Kepulauan Riau terdapat gudang besar perdagangan yang dimiliki orang Arab dan Persia,” Horst memaparkan.
Ini jelas erat hubungannya dengan penyebaran Islam. Menurut Horst, pada era itu, pedagang Arab dan Persia banyak yang dibunuh dan diusir dari wilayah Kanton, Cina. Lantas para pemeluk Islam itu lari ke Sriwijaya dan Melayu, dan kemungkinan menyebarkan agama di sana. “Mereka memperluas ajarannya hingga ke Jawa dengan menumpang kapal-kapal dagang, yang salah satunya karam di Cirebon itu,” kata Horst.
Buktinya, ada cetakan teks Arab di dalam kapal karam Cirebon itu. Horst mengamati secara detail teks yang tertulis. Salah satunya berbunyi “Al-Malik Allah”, “Al-Wahid”, dan “Al-Halala” (salah satu huruf tidak terlihat dengan jelas). “Tulisan itu menunjukkan adanya tarekat yang sangat spesifik,” ungkapnya. Hanya orang-orang tertentu yang menganut tarekat tersebut. Tulisan serupa juga ada di manik-manik tasbih.
Horst menilai, semua artefak bernuansa religius itu menjadi bukti tertua masuknya Islam ke wilayah Nusantara. Bisa jadi, bila penelitian berlanjut, maka bukti tersebut bakal mementahkan cacatan sejarah kedatangan Islam di Tanah Air. Selama ini, para ilmuwan memercayai bahwa masuknya Islam ke Indonesia dimulai pada 1250 Masehi lewat pintu Samudra Pasai. “Bukti dari Cirebon itu akan mengoreksi waktu kedatangan Islam hingga 300 tahun ke belakang,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar